Jumat, 20 April 2012

NGEGHUH MANDIAN Karya Ical Wrisaba

Menyoroti fenomena epidemi Kaum Luth (kaum yang dianggap berprilaku seks menyimpang) yang kini jadi budaya modern. Komunitas seni 501 palembang mempersembahkan...pementasan teater pada 17-18 Maret 2012 Di Gedung Graha Budaya Palembang, 27-31 Maret 2012 Di Taman Budaya Lampung dalam kegiatan Jaringan Teater Se-Sumatera
















 

Sinopsis


"Pada dasarnya hidup ini adalah pilihan"
Mau jadi apapun kita, pada akhirnya kita sendirilah yang akan bertanggung-jawab atas hidup kita.
Namun kadang kala, tidak jarang dari setiap pilihan hidup itu bersinggungan dengan apa yang harus dan apa yang patut untuk terjadi secara sosio-kultural, dan dari itu kemudian terakibatkan adanya penghakiman dalam bentuk sanksi-sanksi yang menghukumi.
Dari dusun yang menurut para Jurai Tue sangat sakral, Ngeghuh Mandian merupakan sebutan untuk hukuman bagi anggota masyarakat di Tanjung Aro, Pagaralam Selatan, yang dituduh menodai adat di Tanah Besemah.
Berangkat dari sastra tutur andai-andai yang memuat mitos Arca Manusia Dililit Ular, yang menyimbolkan bahwa hewan pun bisa sangat marah pada perbuatan yang katanya bertentangan dengan tuntunan Tuhan. Tetapi apakah Tuhan mengutuk ikan badut yang dengan mudah bisa berganti kelamin, atau cacing tanah yang berkelamin ganda? Bagaimana pula dengan kadal gurun ekor cambuk* yang pejantannya tidak pernah ada di muka bumi, dan semua betina menghasilkan telur dari kloning dirinya sendiri, setelah distimulasi oleh hubungan seks sesama jenis di antara mereka?
Dan terhadap jabawan atas pertanyaan “apakah ‘moral’ dan ‘normal’ berukuran sama dan mutlak bagi semua orang dan dalam semua ajaran?

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Waww kren kak,, :D

friskatokkamalia mengatakan...

awesome
this issue is one of boaming issues that occur nowadays
great

Anonim mengatakan...

tambah exis be..baguslah

raka putra mengatakan...

baguslah mun u lah tambah sukse..moga be lah jauh berubah dak cak dlu lg

Zunda Eve Omoshiroi mengatakan...

acungi jempol untuk teater ini . . .

Posting Komentar

 
;