Kamis, 08 November 2012

PESONA JUMPUTAN PALEMBANG



: Profil Inovasi Untuk Indonesia Mandiri

Naik panggung kehormatan di acara Wirausaha Muda Mandiri yang digelar  Bank Mandiri di Hotel Aryaduta Palembang, tidak pernah ia bayangkan. Pasalnya tidak semua orang bisa berdiri dihadapan ratusan tamu undangan yang rata-rata telah sukses menjalankan bisnisnya. Pesona jumputan Palembang yang telah membawanya berdiri di panggung megah itu dengan gelar Wirausaha Muda Mandiri 2011.
gaun
Ada banyak anak muda yang memiliki bakat dan potensi yang baik di kota ini. Namun anak muda yang berbakat, kreatif dan inovatif, serta peduli pada kekayaan warisan budaya tidak banyak. Topan Sapta Wardana, perancang muda kelahiran Jakarta 1992 yang banyak menuangkan ide cemerlangnya untuk melestarikan nilai-nilai budaya Palembang dengan pengaplikasian jumputan pada busana rancangannya. 
Keunikkan  hasil karya  Opan, panggilan akrabnya  dalam 2 tahun terakhir ini terlihat dalam  kebaya dengan gaya klasik modern, baju tari kreasi daerah, gaun malam, kebaya dari bahan daur ulang kertas Koran, gaun dari bahan daur ulang cangkir plastik air mineral, serta aneka pernak pernik hiasan bernuansa Padang dan Palembang.
Sebagai generasi muda yang kreatif, Opan optimis mampu menjadi berbeda ditengah arus globalisasi yang kian kencang masuk ke segala sektor kehidupan. Opan memilih jadi pencipta dari pada kebanyakan generasi saat ini yang berperan sebagai penikmat. Langkah bijak Opan ini sangatlah tepat karena bangsa yang sedang berkembang ini memang membutuhkan generasi muda yang berjiwa entrepreneur.
Penciptaan karya – karyanya banyak terinspirasi dari kekayaan warisan budaya yang ada di bumi Sriwijaya terutama pesona kain Palembang. Sebagai kota tertua di nusantara yang sempat mencapai kejayaan di masa kebesaran kerajaan Sriwijaya, Palembang memberi warna tersendiri pada kekayaan budaya nasional. Hal ini disebabkan akulturasi kebudayaan cina, arab,dan melayu yang saling melengkapi.
Proses membuat jumputan
Adalah kain Jumputan atau yang juga disebut sebagai kain pelangi. Kain yang dibuat dengan tehnik melukis pola tertentu pada kain sutra putih polos ini kemudian di jumput untuk menghasilkan warna-warna menyerupai pelangi. Pembuatan kain ini menggunakan metode strich and dye yakni jelujur dengan benang pada bidang kain dan mengikuti pola yang telah dilukis, selanjutnya  benang ditarik sekencang-kencangnya untuk mengikat pola sehingga kain akan mengkerut. Tahapan selanjutnya proses pembuatan kain jumputan ini yaitu metode pencelupan warna, untuk mendapatkan warna yang diinginkan kain dicelup beberapa jam. Umumnya warna-warna pada kain jumputan didominasi warna-warna gelap, akan tetapi seiring perkembangan zaman telah di gunakan warna-warna pastel.
Kain jumputan memiliki motif yang memenuhi seluruh bahan.Untuk satu pasang kain jumputan yang terdiri dari bagian bawah, bagian atas,dan selendang biasanya para pengrajin hanya menggunakan satu warna dan motif. Beberapa motif yang banyak digunakan pada kain jumputan Palembang diantaranya : motif jumputan bintang lima, motif bintik lima, motif bintik tujuh, bintik Sembilan, motif bintik-bintik, motif kembang janur, dan motif cuncung(terong).
Menurut Opan, warna-warna mempesona pada kain jumputan ini akan menjadi ciri  tersendiri pada warna kain Indonesia. Selama ini orang hanya mengenal songket Palembang. Sebab itu pula Opan bertekad untuk memperkenalkan keindahan jumputan ke tingkat nasional bahkan internasional melalui karya-karyanya.
Kemampuannya mendesain pola berawal dari hoby. Lalu ketika duduk di bangku kelas tiga SMP Opan sempat belajar teater dengan saya di MDP Art Production. Sempat juga belajar menari dan ikut serta pada kegiatan pra opening seagames di Jakarta yang di garap Denny Malik. Opan meneruskan bakatnya mendesain pola ketika duduk dibangku SMA dengan mengambil jurusan busana di SMK N 6 Palembang. 
Karya-karya yang di produksi Opan semula ia pasarkan melalui sanggar-sanggar tari sebagai kostum penari, lalu ketika tahun 2011 ia terpilih sebagai Wirausaha Muda Mandiri para penikmat karya – karya Opan semakin banyak yang datang memesan padanya. Bahkan beberapa calon pengantin datang kepadanya untuk minta dibuatkan kebaya pengantin. Kombinasi barokat dan jumputan inilah yang membuat konsumen banyak memilih rancangan Opan.
“ Saya ingin anak-anak muda Indonesia lebih mandiri, tidak menjadi budak orang-orang di kota atau di negeri lain. Selain mandiri saya juga ingin anak-anak muda Indonesia lebih cinta dan peduli pada kekayaan budaya negerinya” katanya ketika ditemui disela-sela kesibukannya menyelesaikan kebaya pesanan pengantin yang akan menggelar resepsi minggu depan.
Saya sendiri yang pernah mengajarkan ilmu teater kepadanya tidak pernah menyangka bila seorang Topan Sapta bisa merancang busana yang mampu menjadi inspirasi bagi saya dalam membuat  tata busana untuk karya pertunjukan selanjutnya. Saya ucapkan selamat kepada Opan, jangan berhenti untuk terus menginspirasi anak muda negeri ini, dan selalu membuat perbedaan dengan karya-karya yang fenomenal.

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari http://www.bankmandiri.co.id dalam rangka memperingati HUT Bank Mandiri ke-14. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.


0 komentar:

Posting Komentar

 
;