Jumat, 26 April 2013

Aldhita Rizky Kinanti, Kartini Modern Yang Punya Banyak Prestasi Membanggakan


Hari Kartini selalu diperingati oleh semua perempuan di Indonesia setiap tanggal 21 April. Peringatan hari kartini merupakan refleksi sejauh mana keterlibatan perempuan Indonesia dalam pembangunan bangsa ini, bukan hanya terbatas pada pembangunan secara fisik tetapi lebih dalam pembangunan karakter manusia Indonesia. Kartini sebagai simbol emansipasi wanita, telah banyak meninggalkan gagasan-gagasan baik yang dapat dijadikan pedoman bagi perempuan di jaman sekarang.
 
Aldhita Show Di Aryaduta Hotel ,Kostum By Bunda Wien

 Bangsa yang merdeka menurut pikiran Kartini, ditandai dengan kondisi dimana dapat mandiri dan bebas berpikir serta mengambil keputusan bagi diri sendiri, bebas dalam menikmati mobilitas. Juga bebas dari kekerasan dan eksploitasi atas nama apapun dengan membangun komunitas lintas budaya dan menikmati segala kebehnikaan. Seperti yang tertuang dalam penggalan surat Kartini kepada sahabatnya N.Andriani yang ia tulis 24 September 1902 silam “ betapapun jalan-jalan yang kita lalui berbeda, tapi kesemuanya itu menuju pada satu tujuan, yaitu kebaikan “. Semangat Kartini yang luar biasa ini mendorong banyak perempuan untuk melakukan kebaikan dalam segala bidang. Seperti halnya yang dilakukan Aldhita Rizky Kinanti, perempuan belia yang baru saja menyelesaikan pendidikan di bangku sekolah menengah atas.
            Dilingkungan dinas pendidikan kota Palembang, nama Aldita cukup populer. Gadis belia ini telah banyak mengukir prestasi yang membanggakan. Perjuangan keras yang dilakukannya di NTB 2012 lalu menjadikannya sebagai Juara 1 lomba Vokal Solo dalam ajang Festival Lomba Seni Siswa Nasioanal yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun yang sama pula Aldhita menjadi wakil Provinsi Sumatera Selatan dalam ajang Bintang Radio tingkat Provinsi yang di selenggarakan oleh Radio Republik Indonesia di Medan.
            Sepak terjang Aldhita dalam dunia tarik suara telah dimulainya sejak masih duduk dibangku sekolah dasar, ia masuk pendidikan informal khusus pembinaan seni suara di Purwacaraka. Namanya mulai dikenal setelah menjuarai berbagai Festival Seni yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan. Sejak itu pula julukan sebagai “ Macan Festival “ melekat pada dirinya. Dengan kemenangan-kemenangan yang di raihnya itu tidak membuatnya lupa diri, justru Aldita semakin keras berjuang mengasah kemampuan bernyanyinya. Baginya prestasi adalah hasil kerja kerasnya, sedangkan yang paling penting itu adalah proses menempa diri untuk memiliki mental juara, menjadi generasi bangsa yang berkualitas dengan tetap mempunyai sikap rendah hati.
            Bakat seni yang dimiliki Aldhita bukan hanya dibidang tarik suara tetapi lebih jauh ia juga aktif didunia modeling. Pada tahun 2006 ia berhasil meraih gelar the best catwalk pada ajang pemilihan model yang diadakan oleh salah satu sekolah model di Palembang. Lalu terpilih sebagai putri kerudung dalam kegiatan pemilihan putri kerudung tahun 2006. Memasuki tahun 2007 ia berhasil menjadi juara 1 lomba menyanyi berbahasa inggris yang diadakan oleh ILP, terbaik 1 pentas seni pelajar yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan, terbaik 1 lagu berbahasa mandarin. Tahun 2008 Aldhita terpilih menjadi terbaik 1 dalam Festival lagu melayu yang di selenggarakan oleh Dewan Kesenian Kota Palembang dalam rangka Visit Musi, juara 2 festival lagu keroncong yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan kota palembang.
            Tahun 2011 Aldhita meraih prestasi terbaik 1 dalam ajang  Java Jazz Festival tingkat Sumatera, menjadi wakil Sumatera Selatan dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional di Makasar dan berhasil masuk dalam 15 besar. Dan pada tahun 2012 ia terpilih sebagai Runner Up 1  sekaligus  pemenang katagori paling berbakat dalam ajang MDP Ambassador “ Duta Teknologi” Se-Sumatera Selatan. Lalu pada tahun 2013, Aldhita terpilih mewakili provinsi Sumatera Selatan dan masuk 10 besar dalam ajang Olimpiade Seni dan Bahasa untuk katagori vokal solo yang akan dilaksanakan grand finalnya pada tanggal 3 Mei mendatang.
            Semua prestasi yang diraih selama bertahun-tahun berkat kerja kerasnya itu, tidak lepas dari pendidikan yang baik dari seorang ibu dan sang ayah yang senantiasa selalu mendampinginya dalam setiap kesempatan. Bunda Wien, begitu biasa disapa selalu mempersiapkan segala kebutuhan sang anak disela-sela kesibukannya sebagai pengurus darma wanita PT.Pusri. Bahkan untuk urusan busana yang dikenakan putrinya, semuanya hasil rancangan sang ibu. Peran sang bunda dalam kesuksesan Aldhita begitu besar. Semua itu dilakukan bunda Wien dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Kekompakan ibu dan anak ini sepatutnya menjadi inspiratif bagi kita semua.
            Bagi Aldita, prestasi bukanlah segala-galanya, yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menjadi berarti dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan bangsa ini. Pendidikan sebagai kunci utama dalam meraih kesuksesan, oleh karenanya kedepan setelah menyelesaikan pendidikannya di SMA N 5 Palembang, Aldhita langsung ingin merasakan pendidikan di bangku universitas.
           

0 komentar:

Posting Komentar

 
;