Hari Kartini selalu
diperingati oleh semua perempuan di Indonesia setiap tanggal 21 April.
Peringatan hari kartini merupakan refleksi sejauh mana keterlibatan perempuan
Indonesia dalam pembangunan bangsa ini, bukan hanya terbatas pada pembangunan
secara fisik tetapi lebih dalam pembangunan karakter manusia Indonesia. Kartini
sebagai simbol emansipasi wanita, telah banyak meninggalkan gagasan-gagasan
baik yang dapat dijadikan pedoman bagi perempuan di jaman sekarang.
Aldhita Show Di Aryaduta Hotel ,Kostum By Bunda Wien |
Bangsa yang merdeka menurut pikiran Kartini, ditandai dengan kondisi dimana dapat mandiri dan bebas berpikir serta mengambil keputusan bagi diri sendiri, bebas dalam menikmati mobilitas. Juga bebas dari kekerasan dan eksploitasi atas nama apapun dengan membangun komunitas lintas budaya dan menikmati segala kebehnikaan. Seperti yang tertuang dalam penggalan surat Kartini kepada sahabatnya N.Andriani yang ia tulis 24 September 1902 silam “ betapapun jalan-jalan yang kita lalui berbeda, tapi kesemuanya itu menuju pada satu tujuan, yaitu kebaikan “. Semangat Kartini yang luar biasa ini mendorong banyak perempuan untuk melakukan kebaikan dalam segala bidang. Seperti halnya yang dilakukan Aldhita Rizky Kinanti, perempuan belia yang baru saja menyelesaikan pendidikan di bangku sekolah menengah atas.
Dilingkungan dinas pendidikan kota Palembang, nama Aldita
cukup populer. Gadis belia ini telah banyak mengukir prestasi yang
membanggakan. Perjuangan keras yang dilakukannya di NTB 2012 lalu menjadikannya
sebagai Juara 1 lomba Vokal Solo dalam ajang Festival Lomba Seni Siswa
Nasioanal yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun
yang sama pula Aldhita menjadi wakil Provinsi Sumatera Selatan dalam ajang
Bintang Radio tingkat Provinsi yang di selenggarakan oleh Radio Republik
Indonesia di Medan.
Sepak terjang Aldhita dalam dunia tarik suara telah
dimulainya sejak masih duduk dibangku sekolah dasar, ia masuk pendidikan
informal khusus pembinaan seni suara di Purwacaraka. Namanya mulai dikenal
setelah menjuarai berbagai Festival Seni yang diselenggarakan oleh dinas
pendidikan. Sejak itu pula julukan sebagai “ Macan Festival “ melekat pada
dirinya. Dengan kemenangan-kemenangan yang di raihnya itu tidak membuatnya lupa
diri, justru Aldita semakin keras berjuang mengasah kemampuan bernyanyinya.
Baginya prestasi adalah hasil kerja kerasnya, sedangkan yang paling penting itu
adalah proses menempa diri untuk memiliki mental juara, menjadi generasi bangsa
yang berkualitas dengan tetap mempunyai sikap rendah hati.
Bakat seni yang dimiliki Aldhita bukan hanya dibidang
tarik suara tetapi lebih jauh ia juga aktif didunia modeling. Pada tahun 2006
ia berhasil meraih gelar the best catwalk pada ajang pemilihan model yang
diadakan oleh salah satu sekolah model di Palembang. Lalu terpilih sebagai
putri kerudung dalam kegiatan pemilihan putri kerudung tahun 2006. Memasuki
tahun 2007 ia berhasil menjadi juara 1 lomba menyanyi berbahasa inggris yang
diadakan oleh ILP, terbaik 1 pentas seni pelajar yang diselenggarakan oleh
dinas pendidikan, terbaik 1 lagu berbahasa mandarin. Tahun 2008 Aldhita
terpilih menjadi terbaik 1 dalam Festival lagu melayu yang di selenggarakan
oleh Dewan Kesenian Kota Palembang dalam rangka Visit Musi, juara 2 festival
lagu keroncong yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan kota palembang.
Tahun 2011 Aldhita meraih prestasi terbaik 1 dalam
ajang Java Jazz Festival tingkat
Sumatera, menjadi wakil Sumatera Selatan dalam Festival Lomba Seni Siswa
Nasional di Makasar dan berhasil masuk dalam 15 besar. Dan pada tahun 2012 ia
terpilih sebagai Runner Up 1 sekaligus pemenang katagori paling berbakat dalam ajang MDP
Ambassador “ Duta Teknologi” Se-Sumatera Selatan. Lalu pada tahun 2013, Aldhita
terpilih mewakili provinsi Sumatera Selatan dan masuk 10 besar dalam ajang
Olimpiade Seni dan Bahasa untuk katagori vokal solo yang akan dilaksanakan
grand finalnya pada tanggal 3 Mei mendatang.
Semua prestasi yang diraih selama bertahun-tahun berkat
kerja kerasnya itu, tidak lepas dari pendidikan yang baik dari seorang ibu dan
sang ayah yang senantiasa selalu mendampinginya dalam setiap kesempatan. Bunda
Wien, begitu biasa disapa selalu mempersiapkan segala kebutuhan sang anak
disela-sela kesibukannya sebagai pengurus darma wanita PT.Pusri. Bahkan untuk
urusan busana yang dikenakan putrinya, semuanya hasil rancangan sang ibu. Peran
sang bunda dalam kesuksesan Aldhita begitu besar. Semua itu dilakukan bunda
Wien dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Kekompakan ibu dan anak ini
sepatutnya menjadi inspiratif bagi kita semua.
Bagi Aldita, prestasi bukanlah segala-galanya, yang
terpenting adalah bagaimana kita bisa menjadi berarti dan ikut berpartisipasi
dalam pembangunan bangsa ini. Pendidikan sebagai kunci utama dalam meraih
kesuksesan, oleh karenanya kedepan setelah menyelesaikan pendidikannya di SMA N
5 Palembang, Aldhita langsung ingin merasakan pendidikan di bangku universitas.
0 komentar:
Posting Komentar