Rabu, 16 Mei 2012

Review- Cinta Terlarang Batman dan Robin


Judul Buku                  : Atas Nama Cinta
Penulis                         : Denny JA
Penerbit                       : Rene Book
Tahun Terbit                : 2012 April
Tempat Terbit              : Jakarta
Tampilan Sampul          : Warna dominan merah marun, dengan gambar burung merpati berkalung hati dan kedua kaki terikat rantai terkunci
Jumlah Halaman          : 216 halaman
Jenis Kertas                 : Bookpaper 60 Gram
Ukuran                        : 21 Cm x 18,5 Cm
ISBN                           : 978-602-19153-2-5
Harga                          : Rp 50.000

Dalam setiap ajaran agama manapun prilaku homoseks yang dituduh sabagai perbuatan menyimpang tidaklah dibenarkan, hal ini karena perbuatan tersebut akan berdampak buruk bagi masyarakat secara umum dan khususnya bagi pelaku. Penderitaan batin seperti caci maki, rasa bersalah, rasa ketakutan, penyesalan, serta usaha permohonan untuk diterima layaknya manusia heteroseks merupakan gambaran yang dilukiskan dalam cinta terlarang Batman dan Robin pada kumpulan puisi esai Atas Nama Cinta.
Menggunakan bahasa sederhana, gampang dicerna, serta alur yang dramatis dipilih Denny JA sebagai kekuatan dalam penyampaian gagasan. Akan tetapi satu hal yang sangat disayangkan adalah penulis tidak melalukan apapun dalam karyanya, karena penulis hanya menyampaikan imajinasi yang diperolehnya pada saat  proses pengumpulan data. Seperti  kita ketahui dari berbagai cerita yang ada bahwa kaum homoseks sejak zaman Luth selalu mengalami diskriminasi pada berbagai lapisan kehidupan, dan dalam puisi cinta terlarang Batman dan Robin pun kita menemukan hal yang serupa yakni penderitaan. Sebagai penikmat saya tidak mendapatkan sesuatu yang baru dari cerita prilaku homoseks dalam puisi Cinta Terlarang Batman dan Robin, justru kebosananlah yang dirasa, tidak ada kejutan.
Tema perlawanan sosial dengan teori representasi yang dipakai penulis dalam judul “ Cinta Terlarang Batman dan Robin “ mengajak kita untuk memahami apa yang dirasakan oleh para pelaku homoseks yang kini tengah berjuang untuk mendapatkan hak kebebasan pilihan seksualitas sebagai warga negara. Seperti dalam bait ke 6: Tanpa perjuangan itu, di Indonesia / kaum gay selalu dituding sebagai penyimpangan. Adalah Amir tokoh yang diciptakan penulis sebagai simbol perjuangan kaum homoseks, dengan data-data penulis mendramatisir kehidupan Amir yang  mengikuti naluri homoseksnya, dan berusaha kembali ke agama dengan mengikuti keinginan sang ibu yang menjelang ajal memintanya menikah. Lewat tokoh Amir penulis seolah menyalahkan Tuhan sebagai pencipta manusia, seperti dalam bait 1 : Ya Allah, apa gerangan salahku ? / Mengapa raga pria yang Kau anugerahkan padaku?/ Namun hatiku sepenuhnya perempuan, lalu dalam bait 6 : Bukankah ini pemberian Tuhan juga yang harus aku syukuri ?. Dalam ajaran agama manapun pasti dikatakan bahwa Tuhan menciptkan hambanya dengan sangat sempurna ( akal dan pikiran ). Bagi saya kalimat dalam bait diatas terlalu berlebihan, karena sebetulnya Amir sendirilah yang merasa dirinya perempuan, secara teori homoseksual terbagi menjadi dua katagori yakni egositonk ( yang menerima apa adanya ), dan egidistonik ( yang tidak nyaman dengan kondisi homoseksnya, cenderung merasa bersalah.  Tipe seperti ini lah yang butuh psikiater ). Apabila sedikit kita kaitkan dengan peristiwa terusirnya iblis dari sorga, maka bukan tidak mungkin bahwa perasaan yang dialami Amir adalah propaganda iblis untuk menyesatkan anak cucu adam.
Keberanian Denny mengangkat tema percintaan sesama jenis dalam karyanya patut diapresiasi, karena tidak banyak penulis yang mau menuangkan isu diskriminasi itu dalam karyanya, meskipun sebenarnya tema tersebut bukan hal baru dalam masyarakat reformasi sekarang ini, yang memang tidak pernah ada jawaban serta penyelesaiannya. Beberapa film tanah air pun belakangan kini mulai menyajikan tema yang sama. Saya yakin sepenuh hati bahwa , para LGBT tentu saja sangat senang dengan hadirnya tulisan ini, mereka merasa semakin diperhatikan. Termasuklah oleh seorang Denny JA yang kita semua tahu sepak terjangnya. Bukan tidak mungkin kedepan akan bertambah banyak masyarakat( yang seperti Amir) berani dan bangga mengakui dirinya homoseks. Dengan demikian secara tidak langsung cinta terlarang Batman dan Robin akan menghomokan masyarakat.
Entah secara sadar atau tidak, penyampaian simbol agama dalam cinta terlarang Batman dan Robin yang di tulis Denny telah menyalakan percikan api terutama bagi kelompok agama bergaris keras. Seperti berikut ini pada puisi bagian ke 2 : keduanya dulu bersama-sama di pesantren, lalu pada bagian puisi ke 3 : Eros telah menyatukan keduanya di pesantren. Siapakah yang mesti disalahkan. Kata pesantren yang disampaikan tanpa ada pemilihan kata lain seolah-olah mengisyaratkan dan menegaskan bahwa pesantren merupakan tempat maksiat dan terciptanya para gay yang dituduh sebagai bentuk peyimpangan seksualitas. Padahal yang selama ini kita percaya bahwa pesantren tempat memperdalam ilmu agama ( islam ), tempat membentuk moral yang baik. Lalu pertanyaan yang muncul tentu saja kenapa Denny harus memilih pesantren, bukan tempat pendidikan agama-agama lainya?. Akan tetapi ada hal baik yang kita bisa ketahui adalah bahwa tempat pendidikan agama apapun belum tentu mampu menciptakan lulusan yang bermoral baik.
Terlepas dari apa yang disampaikan diatas, yang perlu kita garis bawahi dari puisi esai cinta terlarang Batman dan Robin adalah mengajarkan kita tentang kejujuran dan keberanian dalam hal apapun termasuk jujur dan berani mengakui kekurangan yang ada pada diri kita. Kejujuran yang saya maksud tentu saja dalam hal perbaikan, bukan untuk bangga dengan kekurangan ( kaum Amir). Kemudian tulisan ini pula mengajarkan kepada kita untuk saling menghargai, termasuk menghargai keberagaman seksualitas karena kita semua memiliki kebebasan dalam hal seksualitas. Terkhusus kaum Amir  saya katakan bahwa sebetulnya tidak ada sesuatu hal yang sia-sia bila di jalankan dengan niat, doa, dan usaha yang sungguh-sungguh. Mulailah tinggalkan masa lalu yang kelam, pilihlah pasangan berlawanan jenis dengan kesungguhan ( sadar bahwa hal ini adalah kewajiban, bukan karena sesuatu hal ), tingalkan segala hal yang akan mengingatkan masa lalu ( barang, buku, video gay, no telpon, komunitas atau sahabat yang gay ), jangan membayangkan anda akan mengecewakan istri anda dalam hal kebutuhan biologis, jangan biarkan diri anda berlama-lama menyendiri di tempat sepi sebab akan memunculkan rekaman masa lalu serta fantasi seks sesama jenis anda.
Selamat kepada Denny JA atas karyanya. Terus barkarya dan terus menginspirasi Indonesia 

Foto Pementasan Ngeghuh Mandian karya Ical Wrisaba  









0 komentar:

Posting Komentar

 
;